Selasa, 10 November 2009

Tokek Budek

Peringatan hari kemerdekaan Negeri Binatang berlangsung meriah dengan berbagai perlombaan. Salah satu acara yang menarik adalah panjat pinang untuk para Tokek. Aturannya sederhana, tokek yang dapat mencapai puncak pinang lebih dahulu, akan menjadi pemenangnya. Hadiahnya adalah sebuah Rumah Tokek.

Ketika juri memberikan aba aba tanda perlombaan dimulai, maka para tokek langsung berebut naik. Baru bebeberapa menit, sudah beberapa tokek jatuh. Penonton mulai histeris melihat perjuangan para tokek yang bersusah payah mencapai puncak. Ada yang memberi semangat, namun banyak juga yang mencerca dan sok mengatur.
Beberapa waktu berlalu, para tokek yang tergelincir pun sudah banyak. Tinggal enam tokek yang sedang berjuang menuju puncak. Anehnya, penonton bukannya semakin memotivasi melainkanmemberi tahu bahwa sudah tidak mungkin mencapai puncak. “Sudahlah, tidak mungkin sampai, puncaknya terlalu tinggi buah seekor tokek, turun saja”.

Yang lain mengatakan, “Jangan gara gara hadiah tak seberapa kau korbankan dirimu”.

Bahkan tokek senior yang tidak ikut main berkomentar, “Zaman dulu saya tidak se-ngotot ini, yang penting semua bisa jalan sudah bagus”

Para petinggi Negeri Binatang mulai kut bersuara, “Sudahlah Tokek, perlombaan ini hanya untuk bersenang senang, turunlah, tak perlu serius, tidak mungkin kamu bisa mencapai puncak, kalau jatuh kamu bisa mati nanti !”

Mendengar teriakan – teriakan itu, beberapa tokek mulai melorot dan tereliminasi satu persatu. Namun perlombaan belum selesai, masih ada satu tokek yang terus merangkak naik, perlahan tapi pasti. Penonton semakin mencemooh bahwa tidak mungkin mencapai puncak.

Seekor tokek yang kaya raya malah berteriak, “Hei, tokek, turunlah !, kalau demi rumah itu kamu berani berkorban dengan cara yang tidak mungkin, kau pakailah rumahku yang besar, sebab semakin tinggi kau merangkak, semakain besar risikomu jatuh”

Namun, semua kata kata itu tidak digubris si Tokek yang terus merayap anik perlahan. Hingga malam tiba, semua penonton mulai terdiam. Mereka melihat tokek itu konstan melangkah dan akhirnya …. Mencapai puncak.

Gegap gempita dan sorak sorai penonton pun meledahk melihat sesuatu yang tidak mungkin terjadi menjadi mungkin. Bahkan rekan rekan yang sudah tereliminasi pun ikut menagis terharu. Setelah diturunkan dengan tali khusus, beberapa penonton dan petinggi Negeri Binatang berusaha mencari tahu apa yang menyebabkan sang tokek bisa mencapai puncak dan meraih hadiah rumah yang layak. Betapa kagetnya mereka, setelah diperiksa ternyata si tokek pemenang itu ternyata tidak bisa mendengar alias tuli bin budeg.

Hikmahnya, selain banyak cemoohan, tetapi juga banyak pujian. Perbedaan pendapat tidak menghalangi kita untuk menjadi seseorang yang berbeda. At least, kita telah mencoba berbuat sesuatu yang baik.

Mungkin, cemoohan seperti ini pula yang didapat para pendahulu kita yang dulu mencoba terbang, mencoba membuat kendaraan tanpa ditarik kuda, mencoba menyelam, mencoba terbang ke bulan. Maka yang merubah dunia menjadi lebih baik, adalah mereka yang memiliki semangat yang kuat dan kekuatan hati menghadapi isu negatif yang menurunkan semangat.

Semoga bermanfaat!

1 komentar:

  1. gud idea Pak....!!
    Baguz bgt tu motivasinya..
    intinya cii kalo mau maju jangan terlalu banyak dengerin omongan orang,, yang malah justru menghambat langkah kita buat maju...!!!

    -I like It-
    vie

    BalasHapus

Permisi nich

dari pada iseng maen internetan cuma buka facebook doank trus nunggu balesan comment yang ga kunjung tiba,,,akhirnya gue buat juga blog yang sederhana banget. Isinya juga ga jelas, yang penting silahkan di ambil, yang manfaat silahkan di baca 'n suka-suka kalian aja mau ngapain di blog ini...

Ok Thank's ya udah mau mampir...sambil baca enaknya makan pisang goreng, apapun makanannya minumnya "..." jangan lupa bayar.